Koperasi Indonesia dan Luar Negeri

Tahukah Anda, satu-satunya bentuk badan usaha yang disebut di UUD 45?., Ayo coba jawab…..? apa yaa.? Oke saya ingat’ mi.!

Ia Koperasi.!, Mestinya, ini bias menjadi acuan betapa pentingnya koperasi sebagai elemen usaha peningkatan ekonomi rakyat, namun kenyataan berbicara lain. Mantan Menteri Koperasi “Suryadama Ali” pernah menyatakan betapa banyak koperasi Indonesia yang didirikan hanya untuk mengejar fasilitas pemerintah. Suatu hal yang bertentangan dengan dengan sikap kemandirian gerakan koperasi. Itu sebabnya, mantan Presiden Megawati Soekarnoputri berucap bahwa “perkembangan koperasi Indonesia sangat lambat seperti bekicot saja”.

Tapi menteri Koperasi saat itu, ‘Syarifuddin Hasan’ optimis, kelak koperasi nanti mampu menjadi satu-satunya guru perekonomian rakyat, ini terlihat dari jumlah koperasi yang cenderung meningkat beberapa tahun belekangan.

Dibanding koperasi yang berada di luar negeri, koperasi Indonesia agak tertinggal. Ambil contoh di Denmark, di Negara ini 30% dari jumlah penduduknya adalah anggota koperasi. Ini berdampak pada tingkat perkembangan perekonomian mereka, sepertiga penduduk Negara berusia 18-30 tahun, seluruhnya belajar di perguruan tinggi padahal biayanya sangat tinggi.

Sementara di Negara Kiblat Asia seperti Jepang, lebih hebat lagi, koperasi menjadi penyelamat dunia pada saat dunia dilanda krisi global pada tahun 1933. Bahkan koperasi pertanian di Jepang menjadikan koperasinya sebagai koperasi yang paling efisien dan maju di dunia. Selain hanya bergerak disuatu bidang produksi, koperasi pertanian ini mampu membentuk gabungan-gabungan koperasi yang mampu menekan harga ke tingkat yang menguntungkan petani.

Luar biasa bukan?.  Bayangkan jika kekuatan koperasi ini disadari dan dimanfaatkan ribuan UKM Indonesia, untuk menciptakan perekonomian yang berpihak pada rakyat.!

Mudahan-mudahan Koperasi Indonesia bisa bangkit…..!