Supply Chain Management (SCM)
Secara umum, supply chain management mengkaji persoalan logistik. Dalam hal ini, logistik merupakan masalah yang membentang pajang sejak dari bahan dasar sampai menjadi barang jadi yang digunakan konsumen akhir dan tertata sebagai mata rantai penyediaan barang. SCM merupakan sebuah pendekatan yang digunakan secara efisien untuk mengintegrasikan pemasok, pabrik, gudang, dan toko-toko sehingga produk diproduksi dan didistribusikan dalam jumlah, lokasi, dan waktu yang tepat, serta dalam rangka pemenuhan pesanan dengan meminimalkan lebarnya sistem dan biaya yang bertujuan menciptakan kepuasan pelanggan sesuai dengan tingkat tuntunan pelayanan (Simchi-Levi dan Kaminsky, 2003). Sementara dalam pandangan Daryanto (2008), SCM merupakan manajemen keseluruhan proses produksi, distribusi, dan pemasaran, di mana konsumen dihadapkan pada produk-produk yang sesuai dengan keinginannya dan produsen dapat memproduksi produk-produknya dalam jumlah, kualitas, waktu, dan lokasi yang tepat. Dalam konsep SCM, semua fungsi yang terkait dengan pemenuhan tuntunan pelanggan selalu dilibatkan. Fungsi-fungsi tersebut adalah pengembangan produk baru, pemasaran, operasi, distribusi, keuangan, dan pelayanan.
Komponen Penting Dalam SCM
Isu-isu penting dalam SCM antara lain sebagai berikut.
a. Konfigurasi jaringan distribusi, bila secara geografis letak pengecer tersebar di beberapa wilayah sehingga perusahaan perlu mempertimbangkan untuk menerapkan lokasi dan kapasitas gudang serta tingkat keterbatasan produksi dan fasilitas yang dimiliki untuk transportasi. Di sisi lain, perusahaan juga dituntut untuk meminimalkan biaya total operasionalnya.
b. Pengendalian persediaan, yaitu pertimbangan kepentingan dan kemampuan pengecer dalam mengendalikan persediaan yang dimilikinya, sedangkan di lain pihak permintaan konsumen selalu berubah.
c. Kontrak pasokan, yaitu membangun hubungan kerja sama antara pemasok dengan pembeli yang bersifat lebih spesifik dan berfokus pada volume, distribusi, lead time, mutu, pengembalian, dan sebagainya.
d. Strategi dalam distribusi, terkait dengan penerapan strategi-strategi tertentu yang mendukung kinerja SCM secara terpadu.
e. Integrasi rantai pasokan dan strategi kemitraan, yaitu berkaitan dengan sifat rantai pasokan dalam perencanaan dan penerapannya yang dinamis dan penuh konflik dalam pencapaian sasaran, baik dari sisi fasilitas maupun bentuk kemitraan itu sendiri.
f. Strategi pengadaan bahan baku dari luar, yaitu terkait dengan pembangunan kepercayaan antara setiap elemen rantai pasokan, terutama saat bertransaksi.
g. Rancangan produk, yaitu rancangan produk yang efektif akan memainkan peranan penting dalam rantai pasokan, terutama dalam penyimpanan dan transportasi dengan difasilitasi oleh waktu tunggu produksi yang lebih pendek.
h. Teknologi informasi dan decision support system, yaitu berkaitan dengan bentuk transfer data dalam sistem rantai pasokan.
i. Penilaian pelanggan terhadap peranan perusahaan yang didasarkan pada produk, pelayanan, dan lain-lain yang berkaitan dengan upaya perusahaan.
Pengunjung
Blog Archive
Hanya Kantin
Media Informasi
FLU. Powered by Blogger.
PEDULI AGRIBISNIS
Artikel Populer
-
ASEAN (Association of South East Asian Nations) 1) Sejarah ASEAN ASEAN adalah organisasi regional dari negara-negara Asia Tenggara. O...
-
A. Konsep Teori Pengendalian dan Penduduk Pengertian Pengendalian Pengendalian menurut Ussy dan Hammer (1994:5), mengemukakan bah...
-
A. Nilai Agronomis dan Ekonomis Kacang Hijau Kacang hijau memiliki kelebihan dibandingkan dengan jenis kacang lain seperti kacang tanah d...
Tentang Saya
Nama : Fuad Lukman (FLU)
Tempat/Tgl Lahir: Kota Palopo/18 November 1985
Riwayat Pendidikan:1. SDN Monginsidi Makassar
2. SMPN 3 Makassar
3. SMU Kartika Chandra Kirana 71 (KachaK)
4. Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan Universitas Hasanuddin