Ekonomi campuran adalah suatu sistem ekonomi dimana lahan, pabrik dan sumbetrdaya ekonomi lainnya terbagi lebih seimbang antara kepemilikan pemerintah dan swasta. Di dalam sistem ekonomi campuran, pemerintah memiliki lebih sedikit sumber daya ekonomi dibandingkan pemerintah di dalam sistem ekonomi perencanaan terpusat. Di dalam ekonomi campuran, pemerintah cenderung mengendalikan sektor ekonomi yang mempertimbangkan keamanan dan stabilitas nasional jangka panjang. Termasuk sektor yang biasanya memproduksi besi dan baja (untuk membangunan peralatan militer), produksi minyak dan gas (untuk menjamin kelangsungan pabrik berkelanjutan dan mudah didapatkan), dan Auto mobil (untuk menmpung tenaga kerja dalam jumlah yang besar). Banyak ekonomi campuran juga memelihara sistem kesejahteraan untuk mendukung pengangguran dan menyediakan pelayanan kesehatan untuk umum.
Ekonomi campuran dapat ditemukan di seluruh dunia : Perancis, Jerman, Spanyol Norwegia, Denmark dan Swedia di Eropa Barat; Brazil di Amerika Latin; Afrika Selatan; dan India, Indonesia, Malaysia, Pakistan dan Sri Lanka di Asia. Walaupun semua pemerintahan negara-negara ini tidak melakukan perencanaan secara terpusat ekonomi mereka, semuanya mempengaruhi aktivitas ekonomi dikarenakan insentif khusus, termasuk subsidi yang besar untuk industri penting.
Ekonomi campuran dapat ditemukan di seluruh dunia : Perancis, Jerman, Spanyol Norwegia, Denmark dan Swedia di Eropa Barat; Brazil di Amerika Latin; Afrika Selatan; dan India, Indonesia, Malaysia, Pakistan dan Sri Lanka di Asia. Walaupun semua pemerintahan negara-negara ini tidak melakukan perencanaan secara terpusat ekonomi mereka, semuanya mempengaruhi aktivitas ekonomi dikarenakan insentif khusus, termasuk subsidi yang besar untuk industri penting.
Asal Mula Ekonomi Campuran
Pendukung ekonomi campuran menyatakan bahwa sistem ekonomi yang berhasil tidak hanya harus inovatif dan efisien tetapi juga harus melindungi masyarakat dari kelebihan dari individu yang tidak terkendali dan keserakahan organisasi. Tujuannya adalah menekan tingkat pengangguran, kemiskinan, pertumbuhan ekonomi yang mantap dan pemerataan kekayaan yang wajar atas kebijakan yang paling efektif.
Pendukung tersebut menunjukan bahwa selama tahun 1990-an, tingkat produktifitas dan pertumbuhan di Eropa Dan U.S. hampir sama. Walaupun Amerika Serikat telah menciptakan lebih banyak pekerjaan, itu telah dilakukan dengan biaya ketidaksamaan sosial yang luas. Para pendukung berargumen bahwa negara dengan ekonomi campuran mestinya tidak membuka lembaga kesejahteraan sosial mereka tetapi memodernisasi mereka sehingga mereka berperan dalam persaingan nasional. Austria, Netherlands, dan Swedia yang menggunakan model ini. Sebagai contoh di Nederland serikat buruh dan pemerintah menyetujui suatu kesepakatan yang meliputi pengekangan upah pekerja, waktu kerja lebih pendek, disiplin anggaran, toleransi baru untuk pekerjaan temporer dan part-time, dan keuntungan sosial. Sebagai hasilnya, pengangguran di Belanda hanya 6.6 persen, dan negara telah menciptakan 200,000 pekerja hanya dalam dua tahun. Tingkat pengangguran di tempat lain di Eropa secara khusus sedikitnya dua kali tinggi.
Keruntuhan Ekonomi Campuran
Banyak negara yang menerapkan ekonomi campuran mengkonversikannya untuk lebih mencerminkan sistem ekonomi berbasis pasar. Salah satu alasannya adalah untuk menghilangkan limbah dan mempraktekkan inovasi. Perluasan pemerintah dan swasta cenderung untuk mengakibatkan kurangnya tanggung jawab dan perhitungan, peningkatan biaya. Kerusakan produk dan lambatnya pertumbuhan ekonomi. Banyak bisnis milik pemerintah dalam ekonomi campuran membutuhkan penuangan yang besar dari uang wajib pajak untuk tetap survive berkompetisi ditingkat dunia. Penyokong pergerakan ke arah sistem yang lebih berbasis pasar adalah melakukan privatisasi besar-besaran.
Menuju Privatisasi
Menuju Privatisasi Adalah menjual dari sumberdaya ekonomi milik pemerintah untuk dikelola secara pribadi disebut privatisasi. Tujuan utama dari privatisasi adalah untuk meningkatkan efisiensi ekonomi. Juga untuk memindahkan tunjangan yang sebelumnya membayar kepada perusahaan milik pemerintah dan membatasi praktek dalam menempatkan para manajer karena pertimbangan politis bukan pertimbangan berdasarkan keahlian dari managerial. Perusahaan yang sudah di privatisasi akan mampu bersaing di pasar terbuka untuk bahan baku, tenaga kerja, dan modal, dan akan bangkrut jika tidak memproduksi produk yang kompetitif dengan harga yang sesuai.
Untuk meningkatkan daya saingnya, Perancis telah menjual lebih dari $ 30 milyar untuk harga dari aset-aset pemerintah.5 Tetapi bahkan waktu Perancis sedang menswastakan bisnis milik pemerintahnya, orang yang mempunyai hak pilih Perancis melanjut untuk berpegang teguh pada suatu tradisi kesejahteraan sosial yang berlaku. Tentu saja, di dalam pemberian suara terbaru, 66 persen responden lebih menyukai kombinasi orang-orang Prancis yang kaya dan pengangguran tinggi pada tingkat pengangguran yang rendah dan lebih kecil jaringan keselamatan sosial dari Amerika Serikat.