Sistem ekonomi terpusat suatu negara adalah suatu sistem di mana suatu lahan, pabrik dan sumber daya ekonomi lain dimiliki oleh Pemerintah. Pemerintah membuat hampir semua keputusan yang berhubungan dengan ekonomi termasuk siapa yang memproduksi apa, dan harga dari produk, tenaga kerja dan modal. Perencanaan terpusat menetapkan agen produksi bertujuan untuk produksi pabrik dan unit produksi lainnya dan bahkan memutuskan harga. Di dalam ikatan petani Soviet yang terdahulu, sebagai contoh, pejabat komunis yang menentukan harga untuk bahan pokok seperti susu, roti, telor dan barang-barang pokok lainnya. Tujuan akhir adalah mencapai suatu cakupan luas dari politis, sosial dan sasaran ekonomi dengan mengambil kendali penuh atas kelebihan produksi dan distribusi dan sumber daya bangsa.
Asal Mula Ekonomi Perencanaan Terpusat
Perencanaan terpusat berakar dari ideologi bahwa kesejahteraan kelompok lebih penting dibanding kesejahteraan individu. Sama halnya sebuah kultur yang berorientasi pada kepentingan kelompok di atas kepentingan individu, suatu sistem ekonomi terpusat bekerja keras untuk mencapai persamaan ekonomi.
Ahli filsafat Jerman, Karl Marx mempopulerkan gagasan untuk perencanaan ekonomi terpusat sejak abad ke sembilan belas. Gagasan Marx's adalah suatu reaksi terhadap kesukaran atau penderitaan yang ia saksikan dari pekerja Eropa selama Revolousi industri. Marx berargumentasi bahwa ekonomi tidak bisa direformasi tetapi yang harus di gulingkan dan digantikan dengan sistem “komunis” yang lebih adil.
Perbedaan versi dari gagasan Marxs mulai diterapkan pada abad ke dua puluh berdasarkan atas pertolongan terhadap pergolakan kekejaman. Revolusi dan perubahan secara total (lihat Bab 3) ekonomi dan sistem politik di Rusia pada tahun 1917, Negara China dan Negara Korea Utara akhir tahun 1940, dan Cuba pada tahun 1959. Sejak tahun 1970-an, perencanaan terpusat merupakan hukum ekonomi di dalam negera Eropa tengah dan timur (Negera Cekoslovakia, Hungary, Poland, Yugoslavia, Ro-Mania, Bulgaria, Albania, Negara Jerman Timur), negara Asia (China, Vietnam, Negara Korea Utara dan Kamboja), Afrika
(Angola dan Mozambique) dan Amerika Latin (Cuba dan Nicaragua).
Keruntuhan Perencanaan Terpusat
Akhir tahun 1980-an, banyak negara mulai mulai mengganti sistem perencanaan terpusat dengan perekonomian berbasis pasar. ( lihat Peta 3.2 dalam Bab 3, hal. 86-87). Ahli ekonomi, sejarawan dan ahli politik mengemukakan bahwa runtuhnya sistem ekonomi terpusat dikarenakan kombinasi dari empat faktor :
1. Kegagalan untuk Menciptakan Nilai Ekonomi
Perencana pusat tidak terlalu memperhatikan kewajiban dalam memproduksi barang-barang dan jasa yang berkusalitas dengan biaya serendah mungkin. Dengan kata lain, mereka tidak bisa melihat kegiatan perdagangan itu berhasil jika mereka bisa menciptakan nilai ekonomi bagi konsumen.
2. Kegagalan Menyediakan Intensif
Penguasaan sumberdaya ekonomi oleh pemerintah akan menghilangkan insentif orang dan organisasi untuk memaksimalkan manfaat yang memperoleh dari sumber daya tersebut. Ada sedikit insentif untuk menciptakan teknologi baru, metode produksi baru ( kecuali di dalam area atmosphere, tenaga nuklir dan ilmu pengetahuan lainnya, di mana dapat diatasi oleh ilmuwan pemerintah). Hasilnya adalah sedikit atau tidak ada pertumbuhan ekonomi dan standard hidup secara konsisten sangat rendah.
3. Kegagalan Mencapai Harapan
Memperhatikan tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi di negara-negara seperti Hong Kong, Singapura, Negara Korea Selatan dan Taiwan. Yang dijuluki “Empat Macan” Asia. Perwujudan yang suatu once-poor daerah dunia telah mencapai pertumbuhan seperti (itu) membangkitkan perencana pusat. Mereka menyadari bahwa suatu sistem ekonomi berdasar pada kepemilikan swasta tumbuh lebih baik dibandingkan dengan yang terbebani oleh perencanaan terpusat. Kepercayaan ini tetap berlaku sejak kesulitan ekonomi di Asia sejak pertengahan 1997.
4. Kegagalan Memuaskan Keinginan Konsumen
Konsumen potensial pada banyak sistem perekonomian terpusat jenuh dengan taraf hidup yang jauh di bawah rekan-rekan mereka di negara yang perekonomiannya berbasis pasar. Ironisnya, walaupun perencanaan terpusat dipahami sebagai alat untuk menciptakan suatu sistem yang lebih pantas untuk pembagian kekayaan, banyak juga perencanaan terpusat gagal untuk menyediakan keperluan dasar seperti seperti kebutuhan makanan, perumahan dan perawatan kesehatan. Ekonomi bawah tanah (pasar gelap) untuk bermacam jenis barang dan jasa yang dijalankan, bahkan dalam beberapa hal bahkan lebih besar ekonomi pemerintah. Harga-harga dari pasar gelap jauh lebih tinggi dibanding harga resmi yang ditetapkan pemerintah.