TEACHING FACTORY CIPTAKAN WIRAUSAHA PERIKANAN


Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C.Sutardjo mengatakan, model teaching factory yang diterapkan di lembaga pendidikan  cukup efektif dalam mencetak para pemuda berjiwa usaha yang siap kerja, cerdas, kompetitif serta mampu mengembangkan keunggulan lokal dan dapat bersaing di pasar global. “Saya optimis, model teaching factory ini mampu berkontribusi untuk menyiapkan wirausaha muda perikanan yang dibekali mentalitas dan tekad tinggi”, kata Sharif usai wisuda 327 taruna dan taruni Sekolah Tinggi Perikanan (STP) untuk program sarjana terapan dan magister terapan di Pasar Minggu, akhir pekan ini.

Adapun lokasi yang telah ditetapkan sebagai kampus teaching factory yaitu berada di Karawang yang akan memasuki ground breaking dan kampus konservasi di Wakatobi dimana pembangunannya kini telah mencapai tahap 2.  Sementara  sekolah tinggi perikanan (STP) tengah dikembangkan dalam mengadopsi pabrik pembelajaran (teaching factory). Umumnya, lulusan STP banyak yang berkarir di bidang pengawasan , industri penangkapan dan budidaya, industri pengelolaan dan pemasaran, serta penelitian terapan penyuluhan ilmu pengetahuan dan teknologi dan lingkungan serta menjadi wirausaha di bidang kelautan dan perikanan.

Sharif berharap, agar para lulusan STP dapat menumbuhkembangkan jiwa wirausaha sehingga mampu menciptakan peluang-peluang lapangan pekerjaan.   Ia menggambarkan, jika ada 100 orang pengusaha baru dan masing-masing membutuhkan tenaga kerja sedikitnya 5 orang. Berarti akan ada 500 orang yang akan dikaryakan. “Kita akan dorong mereka dalam memanfaatkan peluang-peluang yang ada untuk menciptakan lapangan kerja-lapangan kerja baru", jelasnya.
.
Terkait hal itu, pemerintah konsisten untuk membantu entrepreuneur muda melaui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR). “ KUR ini ditujukan untuk membantu pengusaha pemula dalam hal permodalan dan tanpa memberikan agunan,” jelasnya. Tak jauh berbeda, KKP memiliki program untuk membantu mengembangkan usaha dari kelompok- kelompok perikanan “kita punya program Bantuan Langsung Masyrakat (BLM) untuk disalurkan kepada kelompok-kelompok perikanan. Adapun nilai BLM tersebut, untuk sektor perikanan budidaya sebesar Rp60 juta, kelompok nelayan Rp 100 juta dan usaha garam sebesar Rp50 juta serta peralatan pendukung perikanan,”katanya.

Disamping itu, tercatat sebanyak 327 taruna dan taruni yang diwisuda, sekitar 90 persennya atau sebanyak 295 orang sudah terserap di dunia kerja.  “Hal ini cukup membanggakan serta membuktikan kebutuhan industri akan tenaga kerja perikanan sangatlah besar, sehingga mereka seringkali harus antri terlebih dahulu karena jumlah lulusan yang dihasilkan tidak seimbang dengan permintaan akan tenaga kerja,” ungkapnya

Kepala Badan Pengembangan SDMKP, Sjarief Widjaja mengatakan model teaching factory akan melibatkan anak didik secara langsung dalam keseluruhan proses usaha mulai dari perencanaan, produksi, dan pemasaran. Sementara porsi dari konsep teaching factory yakni, dengan persentase 70 persen praktek dan 30 persen teori. Peserta didik akan dihadapkan pada kondisi dunia kerja pada industri kelautan dan perikanan yang sesungguhnya.“Nantinya, kegiatan praktek bagi anak didik akan  dilakukan di dalam sebuah pabrik atau perusahaan, sedangkan materi –materi teoritik akan berlangsung  di sekolah,” tuturnya.

Sjarief menjelaskan, bagi anak didik yang berminat terjun ke dunia usaha, KKP melalui BPSDM akan membantu permodalan sebagai langkah awal usaha mereka. “kita akan bantu menyalurkan permodalan sebesar Rp 5 juta/orang untuk memulai usahanya,” jelasnya. Sementara untuk membina para wirausaha muda secara terencana, tersistem, terpadu serta berkesinambungan. KKP memiliki Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP).“Para wirausaha muda ini akan kita titipkan kepada para pengusaha yang sukses sehingga mereka dapat belajar banyak dalam memulai usahanya,” sambungnya.

Sumber :
Pusat Data Statistik dan Informasi
Kementerian Kelautan dan Perikanan


This entry was posted in

Leave a Reply

Translate