Hakekat Kewirausahaan


    Kewirausahaan merupakan aspek yang sangat penting tidak hanya bagi pelaksanaan suatu kegiatan  usaha (bisnis) tetapi juga dalam menghadapi berbagai kegiatan  kehidupan sehari-hari. Kewirausahaan mencerminkan kualitas dan kemampuan seseorang dalam menghadapi tantangan dan resiko, memanfaatkan peluang, dan mencapai keberhasilan. Kewirausahaan merupakan kemampuan seseorang dalam menghadapi lingkungannya, yang ditunjukkan oleh serangkaian sikap dan perilaku. Bagaimana seseorang memandang suatu kejadian, mengambil keputusan atas dasar pandangannya, bertindak mewujudkan keputusannya, dan menerima konsekuensi dari tindakan tersebut sebagai bagian dari proses penghimpunan pengetahuan dan keterampilan (Suparta, 2007). Kewirausahaan merupakan suatu kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses, dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi resiko (Suryana, 2003).

   Suryana (2003) mengemukakan ada enam hakekat penting kewirausahaan, yakni: (1) kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dalam sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis; (2) kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda; (3) kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menetukan peluang untuk memperbaiki kehidupan; (4) kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha dan perkembangan usaha; (5) kewirausahaan adalah suatu proses mengajarkan sesuatu yang baru dan berbeda; (6) kewirausahaan adalah usaha menciptakan  nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persingan. 

    Ilmu kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ablity) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya (Suryana, 2001). Eksistensi kewirausahaan pada saat ini dan masa yang akan datang mutlak diperlukan, hal ini sejalan dengan tuntutan perubahan yang cepat pada paradigma pertumbuhan yang wajar (growth-equity paradigm shift) dan perubahan ke arah globalisasi (globalization paradigm shift) yang menuntut adanya perubahan paradigma pendidikan.  Seseorang yang memiliki bakat kewirausahaan dapat mengambarkan bakatnya melalui pendidikan. Mereka yang menjadi entrepreneur adalah orang-orang yang mengenal potensi dan belajar mengembangkan potensinya untuk menangkap peluang serta mengorganisasikan usahanya dalam mewujudkan cita-citanya. Oleh karena itu, untuk menjadi wirausaha yang sukses tidak cukup hanya bermodalkan bakat saja, tetapi juga harus memiliki pengetahuan dalam segala aspek usaha yang ditekuninya.   

        Siagian (1999) mengemukakan kewirausahaan adalah semangat, perilaku dan kemampuan untuk memberikan tanggapan positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau yang lebih baik pada pelanggan/masyarakat, dengan selalu berusaha mencari dan melayani langganan lebih baik, menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efesien melalui kegiatan mengambil resiko, kreativitas, dan inovasi serta kemampuan manajemen. 

       Longenecker (2001) menyatakan bahwa wirausaha adalah seorang pembuat keputusan yang membantu terbentuknya sistem ekonomi perusahaan yang bebas. Sebagian besar pendorong perubahan, inovasi, dan kemajuan pada perekonomian kita berasal dari para wirausaha yang memiliki kemampuan untuk mengambil resiko dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan berbagai informasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan pada dasarnya dapat tumbuh kerena faktor bakat dan dari pengalaman. Kewirausahaan terdiri atas keberanian untuk melangkah dan keberanian untuk tumbuh. Dilihat secara definitif kewirausahaan mencakup masalah perilaku dan kemampuan mengubah dari suatu keadaan negatif menjadi positif, tidak menguntungkan menjadi menguntungkan dan lain-lain. Pembentukan wirausahawan terjadi melalui sebuah proses dan tahapan. Proses dan tahapan yang dilalui akan menentukan tingkat keberhasilan wirausahawan.     

Sifat atau Jiwa Kewirausahaan

       Jiwa atau sifat kewirausahaan ada dalam diri seseorang dan cenderung permanen. Sifat bersifat umum, tidak terkait dengan objek tertentu atau situasi tertentu. Sifat mempunyai kapasitas untuk menuntun pembentukan tingkah laku yang konsisten. Sifat tidak dapai diamati secara langsung, tetapi dapat diamati dari tingkah lakunya (Suparta dan Ramantha, 2010).
     
       Menurut Suryana (dalam Suparta dan Ramantha, 2010) jiwa kewirausahaan adalah orang yang percaya diri (yakin, optimis, dan penuh komitmen) berinisiatif (energik dan percaya diri),  memiliki motif berprestasi (berorientasi hasil dan berwawasan ke depan), memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil berbeda), dan berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan.
  
      Seseorang yang memiliki jiwa wirausaha adalah  seseorang yang memiliki tindakan kreatif membangun nilai dari suatu yang tidak nampak menjadi sesuatu yang nampak (inovatif), tegar walaupun gagal, percaya diri, memiliki  self determination atau locus of control, mengelola resiko, perubahan dipandang sebagai kesempatan, toleran terhadap banyaknya pilihan, inisiatif dan memiliki  need for achievement, kreatif, perfeksionis, memiliki pandangan luas, waktu adalah berharga, dan memiliki motovasi yang kuat (Lambing dan Kuehi, 2000). 
  
      Zimmerer (dalam Suryana, 2003) mengemukakan bahwa karakteristik sikap dan perilaku kewirausahaan yang berhasil adalah :

  1. Memiliki komitmen dan tekad yang bulat untuk mencurahkan seluruh perhatiannya pada usaha (commitment and determination);
  2. Memiliki rasa tanggung jawab baik damam mengendalikan sumber daya maupun keberhasilan wirausaha (desire for responsibility);
  3. Selalu berambisi untuk mencari peluang (opportunity obsession);
  4. Tahan terhadap resiko dan ketidakpastian (tolerance for risk, ambiguity, and uncertainty); 
  5. Percaya diri (self confidence);
  6. Berdaya cipta dan luwes (creativity and flexibility);
  7. Selalu memerlukan umpan balik yang segera (desire for immediate feedback);
  8. Memiliki tingkat energi yang tinggi (high level of energy);
  9. Memiliki dorongan untuk selalu unggul (motivation to excel);
  10. Berorientasi  pada masa yang akan datang (orientation to the future);
  11. Selalu belajar dari kegagalan (willingness to lern from failure);
  12. Kemampuan dalam kepemimpinan (leadership ability).
      Lebih lanjut Steinhoff dan John F burgers (dalam  Suryana, 2003)  mengemukakan beberapa karekteristik yang diperlukan untuk menjadi wirausahawan berhasil, adalah :

  1. Memiliki visi dan tujuan usaha yang jelas;
  2. Bersedia menamggung resiko waktu dan uang;
  3. Berencana dan mengorganisir;
  4. Kerja keras sesuai dengan tingkat kemampuan;
  5. Mengembangkan hubungan denganpelanggan, pemasok, pekerja, dan yang lainnya dan;
  6. Bertanggung jawab terhadap keberhasilan dan kegagalan.  

Sumber Pustaka:

Suparta, I Nyoman. 2007. Bahan Ajar Mata Kuliah : Manajemen Usaha Kecil dan Kewirausahaan. Program Pasca Sarjana Universitas Udayana. Denpasar.

Suryana, 2001. Kewirausahaan. Salemba Empat Jakarta. 

Suryana, 2003. Kewirausahaan : Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju Sukses. Edisi Revisi. Penerbit PT Salemba Empat Patria. Jakarta.

Suparta, I Nyoman dan Ramantha, I Wayan. 2010. Manajemen Bisnis Kecil dan Kewirausahaan. Pustaka Nayottama.Denpasar.

Lambing, P. A. & Kuehl. C. R. (2000). Entrepreneurship. edition. New Jersey: Prentice Hall Inc.








This entry was posted in

Leave a Reply

Translate